Rabu, 16 April 2014


TUGAS 2 (STANDAR MONETER dan NILAI UANG)
 
1.  PENGERTIAN dan MACAM – MACAM STANDAR MONETER
Pengertian Standar Moneter
Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk di dalamnya peraturan tentang ciriciri/ sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit (simpanan yang setiap saat dapat diambil)
Standar uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
A.      Standar kertas, adalah sistem keuangan di mana uang kertas berlaku sebagai alat tukar/alat pembayaran yang sah dan tak terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
B.      Standar logam (metalisme) yang dibedakan menjadi dua, yaitu monometalisme dan bimetalisme.

1) Monometalisme (standar tunggal) merupakan sistem standar moneter yang menggunakan standar uangnya berupa satu buah logam mulia, bisa emas maupun perak.

 2) Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang didasarkan pada dua logam. Sistem ini digolongkan dalam standar kembar, standar paralel, dan standar pincang.
a) Standar kembar, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan emas dan perak, yaitu:
- perbandingan menurut pemerintah dalam bentuk uang, dan
- perbandingan menurut pasar dalam bentuk batangan emas.
b) Standar paralel, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya, tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam yaitu menurut pasar saja.
c) Standar pincang, yaitu standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat bayarnya.

Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi “Bad money always drives out good money from circulation” artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran.

Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai berikut.
- Negara menggunakan standar kembar.
- Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
- Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa ataupun melebur uang emas maupun
   perak.
- Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.

Macam-Macam Standar Moneter

            Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a. Standar barang (commodity standard)
            Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) standar emas (the gold standard),
2) standar perak (the silver standard),
3) standar kembar (emas dan perak).

b. Standar kepercayaan (faith standard) atau standar kertas
            Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
a. Standar Emas
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.


Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut :
1) Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas
     karena kegunaan dari logam ini.
2) A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan
     harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
3) Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan
     emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara
     otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
4) Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang
     didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai
     nilai standar internasional serta sebagai alat penukar.
5) Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat
     menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
6) Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari
     kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat
     penyesuaian pada harga-harga internasional.

Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena
      selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat
      terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang
      dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
2) Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada
     penawaran uang dan deposito.
3) Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan
     penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
4) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang
     bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
5) Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas
     pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di
     dalam negeri.

b. Standar Perak
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.

c. Standar Kembar
Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.

Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai berikut :
1) Kurang memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya
     standar logam kembar.
2) Dapat menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas
      emas.
3) Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi emas dan perak
     berubah-ubah dalam arah yang berlainan.

Sedangkan keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum Newton.

d. Standar Kepercayaan/Standar Kertas
Standar kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah.

Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
1) Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan
     perluasan uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
2) Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari.
3) Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.

Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain sebagai berikut.
1) Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan
     kredit bank yang berlebihan.
2) Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat
     (hyperinflation).
3) Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat
     menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.

2.  Nilai uang 
Nilai uang atau daya beli uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan barang atau jasa, maupun ditukarkan dengan uang yang lain.

Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan asalnya dan ukurannya.

a. Dilihat dari Asalnya Berdasarkan asalnya, 
nilai uang terdiri atas nilai nominal dan nilai intrinsik.
1) Nilai nominal, yaitu nilai yang berdasarkan tulisan yang tertera pada uang.
2) Nilai intrinsik, yaitu nilai yang berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang.

b. Dilihat dari Ukurannya
Berdasarkan ukurannya, nilai uang terdiri atas nilai internal dan nilai eksternal.
1) Nilai internal, nilai yang diukur oleh kemampuan uang untuk tersebut ditukarkan dengan
     sejumlah barang dan jasa.
2) Nilai eksternal, yaitu nilai yang diukur oleh kemampuan uang tersebut untuk ditukarkan
     dengan sejumlah mata uang luar negeri atau uang asing.

3.  Nilai Internal dan Nilai Ekstenal

Ø Nilai internal uang
Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh: dengan uang Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai internal uang Rp5.000,00 tersebut adalah sebuah buku tulis.

Ø Nilai eksternal uang
Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata uang asing, yang lebih dikenal dengan kurs. Kurs ada dua macam yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing. Sedangkan kurs beli adalah kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing. Contoh: kalian dapat menukarkan uang Rp9.000,00 dengan satu dollar Amerika Serikat di bank yang melayani penukaran valuta asing. Dalam hal ini nilai kurs Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (US $1 = Rp9.000,00).

4.  Perubahan mata uang dan kurs
Resiko nilai tukar adalah resiko yang diakibatkan karena adanya perubahan nilai tukar mata uang asing. Pada umumnya, transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan mata uang asing (valuta asing) biasanya akan menghadapi masalah perubahan nilai kurs mata uang tersebut.
Kurs adalah nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Mata uang suatu negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu negara. Apabila perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang negara tersebut akan menguat terhadap mata uang negara lain. Jika suatu negara menetapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs tidak lagi terjadi melalui mekanisme pasar.
Pada sistem kurs bebas, apabila mata uang menguat disebut dengan apresiasi dan jika mata uang melemah disebut depresiasi. Sedangkan pada sistem kurs tetap, apabila mata uang menguat disebut revaluasi dan jika mata uang melemah disebut devaluasi.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kurs

1.   Perbedaan Inflasi

Kurs mata uang suatu negara menjadi melemah apabila inflasi di negara tersebut lebih tinggi daripada inflasi yang terjadi di negara lain. Hubungannya terlihat melalui persamaan kondisi paritas Purchasing Power Parity (PPP) seperti berikut ini:

et / e0 = (1+ih)t / (1+if)t

keterangan :
et              = kurs pada priode t
e0             = kurs pada awal priode
ih                    = inflasi yang terjadi pada negara domestic (home)
if                    = inflasi yang terjadi pada negara asing
t                = waktu

2.   Perbedaan Tingkat Bunga
Tingkat bunga ada 2 yaitu :
a.       Tingkat bunga nominal
Yaitu tingkat bunga yang bisa diobservasi. Misalnya jika ada informasi tingkat bunga deposito sebesar 14% perrtahun maka itu merupakan tingkat bunga nominal. Negara yang tingkat bunga nominalnya tinggi maka mata uangnya cendrung mengalami depresiasi. Hal ini dijelaskan melalui persamaan kondisi paritas international fisher effect seperti berikut ini:

et / e0  = (1 + rh)t / (1 + rf)t
Keterangan :
et                 = kurs pada priode t
e0                = kurs pada awal priode
rh                 = tingkat bunga nominal di negara domestic (home)
rf                  = tingkat bunga nominal pada negara asing
t                  = waktu

b.      Tingkat bunga riil
yaitu tingkat bunga yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Tingkat bunga riil berpengaruh positif terhadap nilai mata uang. Negara yang mempunyai tingkat bunga riil biasanya mata uang negara tersebut akan cendrung menguat karena uang akan mengalir ke negara dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Tingkat bunga riil dapat dihitung secara tidak langsung dengan persamaan :

(1 + R) = (1 + a) (1 + i)

Keterangan :           R         = tingkat bunga nominal
                                a          = tingkat bunga riil
                                i           = inflasi

persamaan tersebut disederhanakan menjadi  :

R = a + i

Tingkat bunga nominal sama dengan tingkat bunga riil ditambah inflasi. Jika inflasi meningkat, maka tingkat bunga nominal cendrung juga meningkat, sehingga mata uang negara tersebut menjadi melemah.

3.   Independensi bank sentral
Independensi adalah kemampuan bertahan dari tekanan (biasanya) pemerintah yang sedang berkuasa. Misalnya untuk mengatasi masalah pengangguran. Secara pintas adalah dengan menambah jumlah uang yang beredar sehingga akan menimbulkan inflasi. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi riil negara tersebut akan negatif . Negara yang mempunyai bank Sentral yang independen akan bertahan terhadap tekanan dan bisa mengendalikan inflasi sehingga mata uang negara tersebut cendrung menguat. Sebaliknya, negara yang mempunyai bank sentral yang kurang independen akan mudah ditekan dan mendorong terjadi inflasi sehingga menurunkan mata uang negara tersebut.

4.   Pertumbuhan Ekonomi
Investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya di negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sehingga menyebabkan naiknya permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Dengan tingginya permintaan terhadap mata uang itu maka nilai dari mata uang tersebut akan meningkat.

5.   Ekspektasi
Mata uang bisa dilihat sebagai sekuritas sehingga bisa digunakan sebagai alat investasi. Pengaharapan masa mendatang cukup menentukan nilai suatu sekuritas. Jika pengharapan terhadap suatu mata uang positif, maka mata uang negara tersebut akan menguat dan begitu sebaliknya.

Sumber :

1 komentar: