PENGAWASAN
Pengendalian
atau Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable ( manusia,
peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran
manajemen. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif
tanpa disertai fungsi pengawasan. Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu
kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila
terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan
yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya
dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan
memiliki lima tahapan, yaitu :
(a)
penetapan standar pelaksanaan
(b)
penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c)
pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
(d)
pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan- Penyimpangan.
(e)
pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi
manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen.
Fungsi
Pengawasan:
Yaitu
suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan
mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
TAHAPAN-TAHAPAN
PROSES PENGAWASAN
1.
Tahap Penetapan Standar
Tujuannya
adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang
umum, yaitu :
a.
standar phisik
b.
standar moneter
c.
standar waktu
2.
Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3.
Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa
proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan laporan,
metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan
Analisa Penyimpangan. Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
BENTUK-BENTUK
PENGAWASAN
1.
Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang
untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat
sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat
menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi
atau perkembangan tujuan.
2.
Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu
pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi
syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan
pelaksanaan kegiatan.
3.
Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu
mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur
penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
METODE-METODE
PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam
dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif
a.
Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan
non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk
mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang
sering digunakan adalah:
1)
Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk
mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
2)
Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic
dengan mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
3)
Laporan lisan dan tertulis, Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan
informasi yg dibutuhkan dengan
cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.
4)
Evaluasi pelaksanaan.
5)
Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara
ini dapat menjadi alat
pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan
dipecahkan bersama.
6)
Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang
signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada
prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan
semua kegiatan rutin, sementara manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin
b.
Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan
kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa
teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
1) Anggaran
- anggaran operasi, anggaran
pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas
- anggaran khusus, seperti
planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting ( ZBB
), dan human resource accounting ( HRA )
2)
Audit
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua
anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabmereka dengan cara
mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar