Rencana
Keuangan
Perencanaan keuangan (Financial
Planning) adalah proses untuk merencanakan dan mengelola keuangan
pribadi/keluarga dalam rangka mencapai apa yang dicita-citakannya. Orang yang
berprofesi dalam bidang perencanaan keuangan ini dikenal dengan sebutan
perencana keuangan (financial planner). Tugas dari seorang perencana keuangan
adalah membantu mewujudkan mimpi/cita-cita dari klien yang dibantunya dengan
mengelola dan mengalokasikan dana pada investasi-investasi yang produktif. Pada
dasarnya semua orang dapat menjadi perencana keuangan baik bagi dirinya sendiri
ataupun menjalankannya sebagai profesi untuk membantu orang lain. Untuk dapat
membuat suatu perencanaan keuangan maka dibutuhkan keahlian utama dalam bidang
keuangan.
Di beberapa negara
yang telah maju, untuk dapat berprofesi sebagai seorang perencana keuangan maka
disyaratkan bahwa orang tersebut telah memperoleh sertifikasi dari asosiasi
perencana keuangan. Ada beberapa asosiasi yang cukup kredibel dalam memberikan
sertifikasi ini beberapa diantaranya adalah The Financial Planning Association
(FPA) yang mengeluarkan gelar profesi Certified Financial Planner (CFPÒ); The American Colleges yang menerbitkan gelar
profesi Chartered Financial Consultant (ChFC) dan Chartered Life Underwriter
(CLU); dan The International Association of Registered Financial Planners
(IARFC) yang menerbitkan gelar profesi Registered Financial Consultant (RFC).
Untuk dapat memperoleh gelar profesi tersebut maka seorang calon perencana
keuangan diwajibkan untuk mengikuti pendidikan pada masing-masing organisasi.
Seorang perencana
keuangan harus dapat menjelaskan kepada kliennya mengenai perbedaan utama
antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan merupakan sesuatu yang mendasar dan
tidak dapat ditinggalkan. Sedangkan keinginan lebih bersifat pemuasan semata
yang dapat digantikan dengan alternatif lainnya.
Sebagai contoh: saat
ini seseorang sedang lapar, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka ia dapat
mengkonsumsi nasi, roti ataupun makanan lainnya. Dari sini terlihat bahwa yang
menjadi kebutuhan orang tersebut adalah menghilangkan rasa lapar, sedangkan
yang menjadi keinginan adalah alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang
bisa berupa mengkonsumsi nasi, roti ataupun lainnya.
Ada beberapa alasan
yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan mengapa kita membutuhkan perencanaan
keuangan, yaitu:
1.
Untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari risiko finansial
Saat seseorang masih
muda dan sehat, maka waktu itu merupakan saat-saat yang tepat dalam rangka
mengakumulasi asset untuk kebutuhan masa depan. Seiring dengan bertambahnya
umur, maka kita dihadapi pada suatu kenyataan dimana fisik semakin lemah
sehingga tidak mampu bekerja secara produktif, mudah sakit-sakitan dan bahkan
menghadapi kematian.
2.
Karena kita berharap untuk hidup selama-lamanya
Pada dasarnya setiap
manusia ingin hidup lebih lama lagi. Seiring dengan meningkatnya kesadaran
manusia terhadap kesehatan dan sejalan dengan kemajuan teknologi kedokteran
maka saat ini harapan hidup manusia (life expectancy) semakin tinggi.
Semakin tinggi harapan hidup manusia, maka semakin dibutuhkan suatu perencanaan
keuangan agar diusia senja nanti kita tetap dapat mandiri dalam memenuhi
kebutuhan kita.
3.
Untuk membiayai kebutuhan anak
Anak merupakan
anugerah terindah dalam kehidupan suatu keluarga. Ketika suatu keluarga
memiliki anak, maka sudah tentu akan muncul biaya-biaya yang terkait dengan
kebutuhan anak tersebut dimana salah satu yang terpenting adalah biaya yang
terkait dengan pendidikan. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi orang tua untuk
memberikan bekal pendidikan bagi anaknya untuk dapat hidup mandiri.
Bagaimana proses kerja
bila kita ingin menjadi seorang perencana keuangan yang professional.
Proses kerja tersebut
dibagi menjadi lima tahapan yakni:
1.
Tahapan Discovery
Profesi Perencana Keuangan
menuntut kita untuk memiliki jaringan yang luas. Pada tahap ini merupakan tahap
awal kita untuk dapat memperoleh kenalan dan melakukan pendekatan. Pada setiap
perkenalan ini diharapkan seorang perencana keuangan yang profesional dapat
menumbuhkan kesadaran pada diri calon klien mengenai arti penting perencanaan
keuangan bagi klien ataupun keluarganya
2.
Tahapan Profile
Setelah calon klien
menyatakan bersedia untuk menjadi klien kita, maka langkah selanjutnya adalah
mengembangkan profil individu dari klien. Tahap ini dilakukan dengan cara
menginterview klien dalam rangka memperoleh gambaran mengenai preferensi risiko
klien, tujuan klien baik jangka pendek, menengah maupun panjang, dan menentukan
prioritas mana yang akan dicapai terlebih dahulu
3.
Tahapan Strategy
Setelah mengetahui
profil dari klien, maka pada tahap ini akan dimulai analisis keuangan dari
klien. Analisis dimulai dengan melihat pada arus kas dan neraca keuangan klien.
Setelah mengetahui kondisi arus kas klien, maka dilakukan analisis tentang
tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh klien kita. Pada tahap ini dengan tetap
berkomunikasi dengan klien, kita mulai mengembangkan strategi alternatif
investasi.
4.
Tahapan Implementasi
Setelah mengembangkan
strategi investasi, maka proposal perencanaan keuangan klien diberikan kepada
klien. Didalam proposal harus dimuat skedul implementasi agar dapat membantu
klien dalam mengalokasikan asetnya. Perlu dicatat bahwa seorang perencana
keuangan tidak diperkenankan untuk memberikan jaminan atas strategi investasi
yang diberikan, mengingat setiap investasi memiliki risiko yang berbeda-beda.
5.
Tahapan Review
Setelah proposal
perencanaan keuangan klien diberikan maka perencana keuangan harus ikut
membantu memonitor pelaksanaan implementasi. Dianjurkan agar perencana keuangan
melakukan review secara periodik untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan
terhadap rencana yang telah diberikan. Patut diingat bahwa penentuan alokasi
aset tetap merupakan hak individual dari klien, sehingga dalam proposal
perencanaan keuangan yang kita berikan kepada klien selayaknya diberikan
beberapa alternatif investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar