Senin, 22 Oktober 2012


Rencana Keuangan

Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah proses untuk merencanakan dan mengelola keuangan pribadi/keluarga dalam rangka mencapai apa yang dicita-citakannya. Orang yang berprofesi dalam bidang perencanaan keuangan ini dikenal dengan sebutan perencana keuangan (financial planner). Tugas dari seorang perencana keuangan adalah membantu mewujudkan mimpi/cita-cita dari klien yang dibantunya dengan mengelola dan mengalokasikan dana pada investasi-investasi yang produktif. Pada dasarnya semua orang dapat menjadi perencana keuangan baik bagi dirinya sendiri ataupun menjalankannya sebagai profesi untuk membantu orang lain. Untuk dapat membuat suatu perencanaan keuangan maka dibutuhkan keahlian utama dalam bidang keuangan.

Di beberapa negara yang telah maju, untuk dapat berprofesi sebagai seorang perencana keuangan maka disyaratkan bahwa orang tersebut telah memperoleh sertifikasi dari asosiasi perencana keuangan. Ada beberapa asosiasi yang cukup kredibel dalam memberikan sertifikasi ini beberapa diantaranya adalah The Financial Planning Association (FPA) yang mengeluarkan gelar profesi Certified Financial Planner (CFPÒ); The American Colleges yang menerbitkan gelar profesi Chartered Financial Consultant (ChFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU); dan The International Association of Registered Financial Planners (IARFC) yang menerbitkan gelar profesi Registered Financial Consultant (RFC). Untuk dapat memperoleh gelar profesi tersebut maka seorang calon perencana keuangan diwajibkan untuk mengikuti pendidikan pada masing-masing organisasi.

Seorang perencana keuangan harus dapat menjelaskan kepada kliennya mengenai perbedaan utama antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan merupakan sesuatu yang mendasar dan tidak dapat ditinggalkan. Sedangkan keinginan lebih bersifat pemuasan semata yang dapat digantikan dengan alternatif lainnya.
Sebagai contoh: saat ini seseorang sedang lapar, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka ia dapat mengkonsumsi nasi, roti ataupun makanan lainnya. Dari sini terlihat bahwa yang menjadi kebutuhan orang tersebut adalah menghilangkan rasa lapar, sedangkan yang menjadi keinginan adalah alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang bisa berupa mengkonsumsi nasi, roti ataupun lainnya.

Ada beberapa alasan yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan mengapa kita membutuhkan perencanaan keuangan, yaitu:
1.       Untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari risiko finansial
Saat seseorang masih muda dan sehat, maka waktu itu merupakan saat-saat yang tepat dalam rangka mengakumulasi asset untuk kebutuhan masa depan. Seiring dengan bertambahnya umur, maka kita dihadapi pada suatu kenyataan dimana fisik semakin lemah sehingga tidak mampu bekerja secara produktif, mudah sakit-sakitan dan bahkan menghadapi kematian.

2.       Karena kita berharap untuk hidup selama-lamanya
Pada dasarnya setiap manusia ingin hidup lebih lama lagi. Seiring dengan meningkatnya kesadaran manusia terhadap kesehatan dan sejalan dengan kemajuan teknologi kedokteran maka saat ini harapan hidup manusia (life expectancy) semakin tinggi. Semakin tinggi harapan hidup manusia, maka semakin dibutuhkan suatu perencanaan keuangan agar diusia senja nanti kita tetap dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan kita.

3.       Untuk membiayai kebutuhan anak
Anak merupakan anugerah terindah dalam kehidupan suatu keluarga. Ketika suatu keluarga memiliki anak, maka sudah tentu akan muncul biaya-biaya yang terkait dengan kebutuhan anak tersebut dimana salah satu yang terpenting adalah biaya yang terkait dengan pendidikan. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi orang tua untuk memberikan bekal pendidikan bagi anaknya untuk dapat hidup mandiri.

Bagaimana proses kerja bila kita ingin menjadi seorang perencana keuangan yang professional.
Proses kerja tersebut dibagi menjadi lima tahapan yakni:
1.       Tahapan Discovery
Profesi Perencana Keuangan menuntut kita untuk memiliki jaringan yang luas. Pada tahap ini merupakan tahap awal kita untuk dapat memperoleh kenalan dan melakukan pendekatan. Pada setiap perkenalan ini diharapkan seorang perencana keuangan yang profesional dapat menumbuhkan kesadaran pada diri calon klien mengenai arti penting perencanaan keuangan bagi klien ataupun keluarganya

2.       Tahapan Profile
Setelah calon klien menyatakan bersedia untuk menjadi klien kita, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan profil individu dari klien. Tahap ini dilakukan dengan cara menginterview klien dalam rangka memperoleh gambaran mengenai preferensi risiko klien, tujuan klien baik jangka pendek, menengah maupun panjang, dan menentukan prioritas mana yang akan dicapai terlebih dahulu

3.       Tahapan Strategy
Setelah mengetahui profil dari klien, maka pada tahap ini akan dimulai analisis keuangan dari klien. Analisis dimulai dengan melihat pada arus kas dan neraca keuangan klien. Setelah mengetahui kondisi arus kas klien, maka dilakukan analisis tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh klien kita. Pada tahap ini dengan tetap berkomunikasi dengan klien, kita mulai mengembangkan strategi alternatif investasi.

4.       Tahapan Implementasi
Setelah mengembangkan strategi investasi, maka proposal perencanaan keuangan klien diberikan kepada klien. Didalam proposal harus dimuat skedul implementasi agar dapat membantu klien dalam mengalokasikan asetnya. Perlu dicatat bahwa seorang perencana keuangan tidak diperkenankan untuk memberikan jaminan atas strategi investasi yang diberikan, mengingat setiap investasi memiliki risiko yang berbeda-beda.
5.       Tahapan Review
Setelah proposal perencanaan keuangan klien diberikan maka perencana keuangan harus ikut membantu memonitor pelaksanaan implementasi. Dianjurkan agar perencana keuangan melakukan review secara periodik untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan terhadap rencana yang telah diberikan. Patut diingat bahwa penentuan alokasi aset tetap merupakan hak individual dari klien, sehingga dalam proposal perencanaan keuangan yang kita berikan kepada klien selayaknya diberikan beberapa alternatif investasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar